• The Indonesian Iron & steel
    Industry Association
Member Area
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Visi & Misi
    • Sejarah
    • Organisasi
    • Program Utama
  • Anggota
  • Informasi
    • Berita
    • Presentasi
    • Publikasi
    • Galeri Baja
  • Kegiatan
    • Acara Mendatang
    • Acara Terdahulu
  • Sponsor
  • Kontak
  • Katalog Baja
  • Monitoring Ekspor/Impor
  • Event ISSEI
  • Event ISSEI
  • Beranda
  • Berita
  • Konsumsi Baja Batangan Indonesia Tahun 2015-2019 dan Proyeksi di Tahun 2020-2024
Market 11 September 2020

Konsumsi Baja Batangan Indonesia Tahun 2015-2019 dan Proyeksi di Tahun 2020-2024

Konsumsi Baja Batangan Indonesia Tahun 2015-2019 dan Proyeksi di Tahun 2020-2024 

Sumber: IISIA 

Proyek pembangunan infrastruktur nasional melalui program Nawa Cita 2015-2019 merupakan salah satu faktor pendorong peningkatan penggunaan produk baja, khususnya baja batangan, yang di dalamnya termasuk rebar atau baja tulangan. Data IISIA mencatat bahwa penggunaan baja batangan pada kurun waktu 2015-2019 cenderung naik, dengan nilai peningkatan secara tajam terjadi pada tahun 2018 sebelum kemudian mengalami sedikit penurunan di tahun 2019. Grafik perkembangan konsumsi baja batangan nasional periode 2015-2019 selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan nilai konsumsi dan produksi ditunjukkan pada Tabel 1.

Gambar 1 Grafik Perkembangan Konsumsi Baja Batangan Tahun 2015-2019

Tabel 1 Konsumsi dan Produksi Baja Batangan Tahun 2015-2019 (Dalam Ton)

Sumber: IISIA, BPS, diolah

Konsumsi baja batangan pada tahun 2015-2016 relatif tidak mengalami perubahan yang berarti, atau dapat dikatakan tidak ada pertumbuhan. Peningkatan pertumbuhan konsumsi mulai terjadi pada tahun 2017, dengan nilai mencapai 10,0%. Selanjutnya, pada tahun 2018 terjadi peningkatan konsumsi secara tajam hingga mencapai 50,2%. Kenaikan ini selain disebabkan oleh adanya program pembangunan infrastruktur di tahun 2014-2019, juga dipengaruhi oleh mulai dicatatkannya konsumsi dan produksi baja melalui jalur induction furnace (IF). Konsumsi produk baja batangan mengalami sedikit penurunan pada tahun selanjutnya yaitu sebesar 6,8% dengan nilai konsumsi mencapai 3,16 juta ton. Walaupun terjadi penurunan, konsumsi baja batangan pada tahun 2019 tersebut jauh lebih besar dibandingkan konsumsi dalam kurun waktu 2015-2017 yang memiliki nilai rata-rata sebesar 2,15 juta ton per tahun. Dengan dilanjutkannya program pembangunan infrastruktur di tahun 2019-2024, konsumsi baja batangan diproyeksikan akan terus mengalami pertumbuhan. 

Pada tahun 2019, kapasitas produksi baja batangan tercatat sebesar 10.842.000 ton dengan volume produksi mencapai 3.045.861 ton. Dengan demikian, maka tingkat utilisasi industri baja batangan di Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya sebesar 28,1%. Program kelanjutan pembangunan infrastruktur tahun 2020 dengan anggaran sebesar Rp419 triliun serta anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp120,21 triliun diharapkan dapat menjadi pendorong konsumsi baja dalam negeri sehingga tingkat utilisasi kapasitas industri baja batangan dapat ditingkatkan. Namun demikian, wabah COVID-19 kemungkinan besar akan berdampak negatif terhadap pelaksanaan program pembangunan tersebut sehingga dapat mempengaruhi realisasi konsumsi dan tingkat utilisasi industri baja batangan nasional. 

Di sisi lain, Indonesia juga masih mengimpor produk baja batangan, seperti terlihat pada Tabel 1. Dalam rentang waktu tahun 2015-2019, tercatat peningkatan impor secara konsisten dari 415.120 ton pada tahun 2015 menjadi 520.248 ton pada tahun 2019.  Peningkatan serupa juga terjadi pada kegiatan ekspor produk baja batangan. Volume ekspor produk baja batangan ke berbagai negara selalu meningkat, dari nilai 23.040 MT pada tahun 2015 hingga mencapai 101.861 MT pada tahun 2019. Nilai ini memang masih relatif kecil, namun adanya peningkatan kegiatan ekspor membuktikan bahwa baja batangan nasional mempunyai daya saing cukup baik. Selama kurun waktu 2015-2019, Indonesia masih menjadi net importir untuk produk baja batangan mengingat volume impor masih jauh di atas volume ekspor.

Dengan memperhatikan bahwa tingkat utilisasi industri baja batangan masih sangat rendah (28,1%), sementara daya saing produk nasional cukup menjanjikan, maka diperlukan upaya untuk mengalihkan suplai produk baja batangan dari impor ke industri baja batangan nasional (substitusi impor). lnisiasi kebijakan pengurangan impor produk baja sebenarnya sudah ada dalam program pemerintah melalui Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Hal ini sangat penting dan perlu didukung bersama, sehingga diharapkan dapat menjadi pendorong untuk mempertahankan serta mengembangkan industri baja nasional, sekaligus memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.

 

Proyeksi Tahun 2020-2024

Berdasarkan Indeks Daya Saing Infrastruktur Global atau Global Infrastructure Competitiveness Index, pada tahun 2019 Indonesia berada di peringkat 72 yang merupakan hasil dari pelaksanaan program pembangunan infrastuktur nasional 2015-2019. Pemerintah telah mencanangkan program pembangunan lanjutan dalam kurun waktu 2020-2024 dengan tujuan untuk mengatasi ketimpangan antar wilayah, meningkatkan pusat-pusat sumber daya, serta memenuhi pelayanan dasar di tiap daerah. Kementerian PUPR telah menyusun program pembangunan infrastruktur tahun 2020-2024 dengan target peningkatan konektivitas melalui pembangunan jalan maupun jembatan, antara lain: jalan tol (2.724 km), jalan baru (3.224 km), jembatan (38.726 m), dan flyover/underpass (31.053 m). Selain itu juga direncanakan pembangunan bendungan, saluran irigasi, rumah susun dan rumah khusus, bandara, pelabuhan, kawasan industri, pembangkit listrik, kilang minyak, pipa gas serta berbagi sarana infratruktur lainnya.  Melalui rencana pembangunan infrastruktur yang diprogramkan pemerintah hingga tahun 2024 tersebut, maka kebutuhan baja batangan diprediksi akan mengalami peningkatan lebih lanjut. 

Dengan adanya pandemi COVID-19, pertumbuhan konsumsi baja batangan tahun 2021 diasumsikan akan berada di bawah nilai yang digunakan untuk tahun 2022 sampai 2024. Pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2022, konsumsi baja batangan diperkirakan mengalami pertumbuhan positif hingga 8,5%. Sementara itu, dalam periode tahun 2022 – 2024, akan terjadi sedikit perlambatan pertumbuhan. Proyeksi konsumsi baja batangan tahun 2020 sampai dengan 2024 disajikan pada Gambar 2. Angka-angka detail perkiraan optimistis dan pesimistis dapat dilihat pada Tabel 2. 

Gambar 2 Proyeksi Konsumsi Baja Batangan Tahun 2020-2024

 

Tabel 2 Data Proyeksi Konsumsi Baja Batangan dan CAGR Tahun 2020-2024

Dengan mempertimbangkan kondisi COVID-19 yang penuh dengan ketidakpastian, maka upaya untuk melakukan proyeksi kebutuhan baja batangan domestik akan menjadi sangat sulit untuk dilakukan. IISIA mengembangkan 3 jenis skenario proyeksi dengan mempertimbangkan kondisi yang paling mungkin terjadi (most likely scenario). Jika digunakan base scenario dengan asumsi pandemi COVID-19 selesai pada akhir semester ke-2 tahun 2020, dimana kondisi ini merupakan titik konsumsi terendah, maka pada tahun 2021 diharapkan terjadi rebound dan pertumbuhan konsumsi baja batangan diperkirakan akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan sampai tahun 2022. Pada tahun 2023 hingga 2024, efek rebound akan mereda dan kembali kepada pertumbuhan normal yang didorong oleh sektor-sektor penggerak seperti sektor konstruksi dan otomotif, selain juga antisipasi dari kondisi perekonomian global. Dari tahun 2019 sampai tahun 2024, konsumsi baja batangan akan tumbuh dari 3.464 sampai 4.594 ribu ton dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) berada pada angka 5,8%. 

Pada kondisi optimis (optimistic scenario) dimana kondisi pandemi COVID-19 diperkirakan berakhir lebih cepat, maka keadaan rebound akan terjadi lebih cepat, dengan nilai konsumsi baja batangan akan tumbuh dari 3.464 sampai 4.720 ribu ton dan nilai CAGR sebesar 6,4%. Sementara, kondisi pesimis (pessimistic scenario) berdasarkan pada asumsi bahwa pandemi COVID-19 terjadi berkepanjangan sehingga berpengaruh negatif pada sektor-sektor penggerak seperti konstruksi dan otomotif. Pada kondisi ini, diperkirakan konsumsi baja batangan akan tetap tumbuh dari 3.464 sampai 4.348 ribu ton, dengan nilai CAGR sebesar 4,7%.

Dalam semua skenario proyeksi pertumbuhan konsumsi baja batangan domestik, baik skenario base, optimistic, maupun pessimistic, konsumsi baja batangan domestik diperkirakan akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dengan demikian, konsumsi produk jenis ini tetap optimis menunjukkan peningkatan meskipun mengalami berbagai perubahan keadaan. Kenaikan ini diharapkan dapat meningkatkan utilisasi kapasitas industri baja batangan dalam negeri hingga mencapai level 35-45%, jika konsumsi tersebut secara maksimal dipenuhi oleh produsen dalam negeri dan tidak terjadi penambahan kapasitas baru. Mengingat masih rendahnya tingkat utilisasi kapasitas ini, maka Program P3DN yang dicanangkan pemerintah perlu dijalankan secara efektif dengan disertai berbagai upaya pencegahan impor, seperti trade remedies, technical barrier SNI maupun implementasi sistem data base supply demand baja nasional. Selain itu, pemerintah juga perlu menata kembali strategi pembangunan industri baja nasional sehingga kegiatan investasi peningkatan kapasitas dapat diselaraskan dengan pertumbuhan permintaan baja untuk menghindari kelebihan kapasitas produksi baja lebih lanjut.

 

Kembali
Arsip
Arsip
  • Tampilkan Semua
  • 2024
  • 2023
  • 2022
  • 2021
  • 2020
  • 2025
Kategori
  • Environment
  • Policies
  • Technology
  • Investment
  • IBF Event
  • News Update
  • Event
background-img
Membership Only
Halaman ini hanya dapat diakses oleh anggota. Silakan hubungi admin untuk mendapatkan akses atau login untuk membaca selengkapnya.

Sudah menjadi member ? Masuk disini

The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA)

The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) adalah organisasi industri besi dan baja yang berupakan peleburan dari beberapa asosiasi besi dan baja dari hulu ke hilir dan setelah diresmikan pada tahun 2009.

Member Of
Quick Links
  • Sejarah IISIA
  • Sponsor
  • Acara Mendatang
  • Berita
  • Anggota
  • Kontak
  • Katalog Baja
  • Monitoring Ex-Im
Our Partners
  • SEASI
  • KADIN Indonesia
  • IPERINDO
  • REI
  • GAPEKSINDO
  • INKINDO
  • ASPEKNAS
IISIA News
Our Office
  • Gedung Krakatau Steel Lt 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 54 Jakarta Selatan 12950
  • 0811-8806-3300 (Whatsapp)
  • info@iisia.or.id, ironsteel.iisia@yahoo.co.id
2008 - 2025, All Rights Reserved.