Weekly Update #21 2025 – Perkembangan Industri Baja
Sumber: AISU Steel, SEAISI, GMK Center, SteelOrbis
Market
Steel prices in the third week of May 2025
Menurut harga yang diumumkan di pasar baja global, harga scrap mencapai $347 per ton, naik $7 persen dibandingkan harga minggu lalu, dan harga bijih besi sebesar $101 per ton, naik $3 persen dibandingkan harga minggu lalu.
Sementara itu, harga billet berada pada kisaran $420–455 per ton, sedangkan minggu lalu berada pada kisaran $420–450 per ton, dan harga rebar berada pada kisaran $505–565 per ton, sedangkan minggu lalu berada pada kisaran $505–560 per ton.
Harga HR coil mengalami penurunan sebesar $3 per ton menjadi sekitar $445–450 per ton. Sedangkan harga wire rod dan CR coil 1mm mengalami kenaikan masing-masing sebesar $5 per ton dan $10 per ton menjadi berkisar antara $560–570 per ton dan $535–545 per ton.
Sumber: Steel prices in the third week of May 2025 - Arab Iron and Steel Union
China’s HRC export prices inch down on week
Meskipun faktor makroekonomi yang positif sempat meningkatkan sentimen pasar minggu lalu dan mendorong banyak pemasok hot-rolled coil (HRC) asal Tiongkok untuk menaikkan penawaran ekspor mereka, pembeli luar negeri tetap tidak merespons, menurut laporan mingguan Mysteel terkait komoditas tersebut. Ketidakminatan yang konsisten dari para pembeli tersebut akhirnya menyebabkan sedikit penurunan harga ekspor HRC Tiongkok dibandingkan minggu sebelumnya, menurt data Mysteel.
Per 16 Mei, harga ekspor untuk HRC SS400 dengan ketebalan 3mm berdasarkan penilaian Mysteel turun sebesar $2 per ton menjadi $460 per ton FOB dari pelabuhan Tianjin, Tiongkok Utara.
Sumber: China's HRC export prices inch down on week | SEAISI
Shagang holds longs list prices for late May sales
Shagang Group (Shagang), produsen baja swasta terkemuka di Tiongkok yang berpusat di Zhangjiagang, Provinsi Jiangsu, mengumumkan pada 21 Mei bahwa mereka akan mempertahankan harga jual untuk long products utama mereka, termasuk rebar, wire rod, dan bar-in-coil, untuk periode penjualan 21 hingga 31 Mei.
Perusahaan ini memperbarui harga long products setiap sepuluh hari sekali dan dianggap sebagai acuan utama pasar long products Tiongkok, khususnya di wilayah Tiongkok Timur. Keputusan terbaru ini menandai tiga periode berturut-turut di mana Shagang memilih untuk mempertahankan harga produknya, menurut Mysteel Global.
Dengan demikian, rebar HRB400 diameter 16–20mm milik Shagang masih dihargai Yuan 3.300 per ton (setara $458 per ton), harga high speed wire rod HPB300 ukuran 6–10mm di Yuan 3.320 per ton, dan harga bar-in-coil HRB400 ukuran 8–10mm di Yuan 3.410 per ton, semuanya dalam skema EXW dan termasuk PPN, menurut siaran perusahaan.
Sumber: Shagang holds longs list prices for late May sales | SEAISI
Vietnam’s HRC market drifts lower
Pasar hot rolled coil di Vietnam masih melemah, menurut laporan Kallanish.
Dua perusahaan reroller besar di Vietnam bagian selatan dikabarkan telah membeli 30.000 ton HRC asal Jepang dengan ketebalan 2mm dan spesifikasi SAE 1006 seharga $490-495 per ton CFR, meskipun harga penawaran awal berada di $500 per ton CFR.
Sumber perdagangan di Vietnam mengaku terkejut karena pabrik baja Jepang tersebut menjual HRC dengan harga lebih rendah dari yang diperkirakan. Seorang pedagang di Hanoi menyebut bahwa dua produsen baja dalam negeri telah memperingatkan akan mengambil tindakan terhadap impor baja murah yang dianggap sebagai praktik dumping.
Kallanish menilai harga HRC spesifikasi SAE dengan ketebalan 2-2,7 mm berada di kisaran $490-495 per ton CFR Vietnam, turun $5 per ton dibandingkan minggu sebelumnya.
Sumber: Vietnam’s HRC market drifts lower | SEAISI
New offers emerge, GCC HRC price hold
Pasar hot rolled coil (HRC) di kawasan Gulf Cooperation Council (GCC) masih sepi, dengan permintaan yang rendah, meskipun harga cenderung stabil. Kondisi ini telah berlangsung selama tiga hingga empat minggu terakhir.
Salah satu produsen baja terkemuka asal India telah kembali masuk ke pasar, namun kehadirannya di kawasan GCC dibayangi oleh harga yang kurang kompetitif. Perusahaan tersebut menawarkan HRC grade SAE 1006 dengan ketebalan 2-3mm seharga $590 per ton CFR Abu Dhabi (liner out) untuk pengiriman bulan Juli. Sebagai perbandingan, pabrik baja asal Arab Saudi menawarkan grade yang sama dengan harga yang lebih kompetitif, yaitu $570-575 per ton dikirim langsung ke lokasi pembeli di Uni Emirat Arab, dengan 50% dari volume terdiri dari HRC ketebalan 2mm. Kedua penawaran, baik dari India maupun Arab Saudi, berlaku untuk produksi dan pengiriman bulan Juli, menurut Kallanish.
Sumber: New offers emerge, GCC HRC prices hold | SEAISI
Global scrap prices have increased in most regions since the beginning of May
Pasar skrap pada awal Mei 2025 menunjukkan tren kenaikan. Seiring dengan mulai stabilnya sektor baja, meningkatnya permintaan dari negara tujuan ekspor, dan terbatasnya pasokan di beberapa wilayah, harga skrap mulai pulih. Namun, di sejumlah negara, pasar masih tertekan oleh isu domestik seperti kelebihan produksi, margin keuntungan yang rendah, dan lemahnya permintaan.
Turki
Pada Mei 2025, pasar skrap di Turki mulai bangkit kembali setelah mengalami bulan April yang sulit, di mana harga turun lebih dari 14%. Hingga pertengahan bulan, harga skrap jenis HMS 1&2 80:20 naik menjadi $346,8 per ton CFR, atau meningkat hampir 6% dibandingkan akhir April. Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh terbatasnya pasokan dari AS dan Uni Eropa, naiknya harga skrap di pelabuhan, dan stabilnya nilai tukar euro yang turut mendorong ekspor.
Uni Eropa
Pasar skrap di Uni Eropa masih tertekan oleh berbagai faktor negatif pada awal Mei, yang menyebabkan harga terus menurun. Di Jerman, harga skrap jenis E3 turun 9,6% menjadi €297,5 per ton, sementara di Italia turun 3,1% menjadi €315 per ton. Ini mencerminkan tren penurunan harga yang telah terjadi sejak April.
Amerika Serikat
Pasar skrap di AS menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada paruh pertama Mei. Setelah penurunan tajam sebesar 13,2% pada April, harga HMS 1&2 (80:20) di Pantai Timur AS naik 3,3% menjadi $318 per ton FOB. Kenaikan ini sebagian didorong oleh meningkatnya ekspor ke Turki, di mana skrap asal AS diperdagangkan pada harga $337-340 per ton CFR, sehingga menopang pasar domestik.
Tiongkok
Pasar skrap di Tiongkok mengalami pertumbuhan moderat sejak awal Mei. Harga domestik naik 2,5% menjadi $329,9 per ton, sementara harga impor meningkat 1,6% menjadi $325 per ton CFR. Kenaikan ini didorong oleh stabilnya sektor baja dan meningkatnya permintaan terhadap produk baja jadi, yang turut mendorong pembelian skrap.
Sumber: Global scrap prices have increased in most regions since the beginning of May
Policies
ASEAN mills seek action against induction-furnace steel use
Industri baja ASEAN kembali menegaskan kekhawatirannya bahwa penggunaan baja konstruksi dari induction furnace berbahaya dan harus dihentikan.
Dalam Konferensi South East Asia Iron & Steel Institute (SEAISI) yang digelar di Jakarta, Indonesia pada hari Rabu, para perwakilan menyatakan harapannya agar pemerintah di kawasan Asia Tenggara menyadari hal tersebut dan mengikuti langkah pemerintah Thailand yang saat ini tengah mengambil tindakan terhadap penggunaan baja dari induction furnace di negaranya.
Sejak 2018, produsen baja regional berbasis electric arc furnace (EAF) di ASEAN telah menyoroti bahaya penggunaan produk long products untuk konstruksi yang dihasilkan dari induction furnace.
Kurangnya kepatuhan fasilitas induction furnace terhadap standar industri, serta lemahnya pengawasan dan penegakan hukum, telah menyebabkan baja yang dihasilkan umumnya berkualitas rendah. Banyak induction furnace yang dibubarkan dan dilarang beroperasi di Tiongkok sejak 2017 karena menghasilkan baja berkualitas rendah dan emisi yang juga tinggi, diketahui telah dipindahkan ke kawasan Asia Tenggara tak lama setelahnya.
Sumber: ASEAN mills seek action against induction-furnace steel use
UK industry calls for lower electricity prices to sustain investments and net zero transition efforts
Dalam sebuah surat bersama, koalisi yang terdiri dari para produsen, investor infrastruktur, asosiasi perdagangan, insinyur, konsultan, dan kelompok pemerhati iklim mendesak Rachel Reeves, Menteri Keuangan Inggris, untuk segera menurunkan harga listrik dengan cara memindahkan beban biaya kebijakan lama dari tagihan listrik ke pajak umum, serta memberikan dukungan terarah bagi proses elektrifikasi.
Menurut surat tersebut, konsumen di Inggris menghadapi beberapa dari harga listrik tertinggi di dunia, yang menghambat investasi dan menyebabkan industri gulung tikar di tengah kondisi ekonomi dan geopolitik yang sedang kritis. Harga listrik yang tinggi juga menghambat transisi Inggris menuju net zero, serta melemahkan daya saing negara tersebut.
Koalisi menyatakan bahwa memindahkan biaya kebijakan ke dalam pajak umum merupakan langkah efektif untuk menurunkan harga listrik dalam jangka pendek, sambil tetap memungkinkan biaya tersebut dipulihkan secara bertahap. Energy UK memperkirakan bahwa langkah ini bisa memangkas harga listrik industri hingga £40 per MWh, menurunkan tagihan hingga 15 persen, serta menghemat tagihan listrik rumah tangga hingga £370 per tahun.
Technology & Environment
Global steel sector lagging on green transition as coal-powered production rises, research shows
Sebanyak 303 juta ton metrik per tahun kapasitas blast furnace baru yang menghasilkan emisi tinggi saat ini sedang dikembangkan, terutama di negara produsen baja utama seperti India dan Tiongkok, menurut sebuah penelitian terbaru. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi tersebut masih akan mendominasi produksi baja secara global hingga tahun 2030.
Produksi baja menyumbang sekitar 11% dari total emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global, sementara permintaan baja global diperkirakan akan melebihi dua miliar ton pada 2030, menurut lembaga riset asal AS, Global Energy Monitor (GEM).
Meskipun teknologi yang lebih ramah lingkungan seperti electric arc furnace (EAF) diperkirakan akan tumbuh sebesar 24% pada 2030, kapasitas blast furnace juga masih akan meningkat 7% dan diperkirakan mencakup 64% dari total produksi baja global, menurut GEM.
Lembaga tersebut juga memperingatkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh India, yang menyumbang 57% dari seluruh kapasitas blast furnace berbasis batu bara yang sedang dikembangkan, akan menjadi faktor kunci dalam "menghijaukan salah satu industri paling mencemari di dunia".
Investment
New slab output planned in Indonesia
Sebuah proyek mini blast furnace baru akan mulai beroperasi pada bulan Oktober di Indonesia, menurut laporan Kallanish. Fasilitas ini merupakan bagian dari pabrik baja yang sudah ada di Kawasan Industri Tsingshan Morowali, Pulau Sulawesi.
Joint venture antara Guangxi Guixin Steel Group dan Tsingshan Group ini memiliki blast furnace berkapasitas 1.280 meter kubik yang dijadwalkan mencapai produksi komersial sekitar 1,5 juta ton slab per tahun pada Januari 2026. Sebagian slab akan digunakan untuk kebutuhan internal di hot strip mill yang berada di area yang sama, sementara sisanya akan dijual ke pasar domestik maupun ekspor.
Guangxi Guixin dan Tsingshan juga merupakan pemegang saham di PT Guang Ching De Metal Rolling, fasilitas hot strip mill berkapasitas 4 juta ton per tahun (1.780mm) yang mulai beroperasi pada September tahun lalu dan berlokasi di kompleks yang sama. Pemegang saham lainnya adalah Dexin Steel, yang selama ini menyuplai slab untuk fasilitas rolling tersebut.