Weekly Update #18 2025 – Perkembangan Industri Baja
Sumber: AISU Steel, SEAISI, GMK Center, Eurometal, Steel Orbis
Market
Steel prices in the fourth week of April 2025
Menurut harga yang diumumkan di pasar baja global, harga scrap sebesar $324 per ton, turun $24 dibandingkan harga minggu lalu, dan harga bijih besi mencapai $99 per ton, naik $2 dibandingkan harga minggu lalu.
Sementara itu, harga billet berada pada kisaran $420–450 per ton, sedangkan minggu lalu berada pada kisaran $430–460 per ton, dan harga rebar berada di kisaran $510–550 per ton, sedangkan minggu lalu berada di kisaran $515–565 per ton.
Harga wire rod, HR coil, dan CR coil 1mm mengalami penurunan dibandingkan minggu sebelumnya. Harga wire rod turun sebesar $10 per ton menjadi berkisar antara $550–560 per ton, harga HR coil turun sebesar $8 per ton menjadi sekitar $445–455 per ton, dan harga CR coil 1mm turun sebesar $5 per ton menjadi berkisar antara $525–535 per ton.
Sumber: Steel prices in the fourth week of April 2025 - Arab Iron and Steel Union
World prices for steel pipes declined in April
Menurut Kallanish, penawaran dari produsen OCTG (Oil Country Tubular Goods) di pasar Amerika Utara turun sebesar $80 per ton menjadi $2.270 per ton FOB pada periode 11–25 April. Penurunan ini disebabkan oleh pengurangan besar-besaran belanja modal dari para pembeli, yaitu perusahaan minyak dan gas.
Perlu dicatat bahwa harga minyak mentah Brent di Eropa juga turun sebesar $7,17 per barel menjadi $60,79 per barel pada periode 16 April hingga 1 Mei. Penurunan ini terjadi karena keputusan delapan negara anggota OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak selama April–Mei sebesar 411 ribu barel per hari, jauh di atas rencana awal yang hanya 138 ribu barel.
Total tambahan produksi mencapai 2,2 juta barel per hari, rekor tertinggi sejak tahun 2020.
Peningkatan pasokan minyak global ini turut mendorong penurunan harga lebih lanjut. Akibatnya, margin keuntungan produksi minyak menurun, sehingga investasi untuk ekspansi menjadi kurang menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan Barat.
Sementara itu, harga pipa baja las dari Turki pada paruh kedua April tetap berada di level $592 per ton FOB. Sepanjang bulan, harga hanya turun $5 per ton.
Meskipun permintaan dari pembeli Eropa masih lemah, produsen pipa di Turki tidak dapat menurunkan harga lebih jauh karena harga bahan baku hot-rolled coil di pasar domestik masih tinggi.
Namun, permintaan dari pabrik pipa di Turki tetap stabil. Produsen HRC masih menerima pesanan untuk pengiriman pada bulan Juli. Margin keuntungan produksi pipa tetap tipis, mengingat harga pabrik untuk HRC berada di kisaran $580–590 per ton EXW di Turki.
Sumber: World prices for steel pipes declined in April — News — GMK Center
Vietnamese HRC market moves sideways
Pasar impor hot rolled coil rerolling di Vietnam masih sepi, menurut laporan Kallanish. Hampir tidak ada transaksi yang terjadi karena permintaan masih lemah dan para pembeli terus menekan harga serendah mungkin.
Beberapa sumber perdagangan melaporkan adanya penawaran HRC SAE 1006 asal Jepang dengan ketebalan dasar 2mm di harga sekitar $510–512 per ton CFR Vietnam. “Ada yang bilang ada transaksi di $500–505 per ton CFR, tapi saya pikir kemungkinan besar harganya sekitar $505 per ton,” kata seorang pedagang di Hanoi. Harga HRC Jepang yang rendah ini mulai banyak muncul di pasar ekspor karena akses mereka ke pasar Uni Eropa semakin terbatas. “Jepang sekarang sangat agresif. Harga HRC mereka sudah hampir sama dengan harga dari Tiongkok,” tambah pedagang tersebut.
Sementara itu, HRC SAE1006/SS400 asal Indonesia dengan ketebalan dasar 3mm secara resmi ditawarkan pada harga $498 per ton FOB, tidak berubah dari minggu sebelumnya. Jika dihitung sampai ke Vietnam (CFR), harganya sekitar $518 per ton. Pabrik di Indonesia juga mengenakan biaya tambahan sebesar $10 per ton untuk material dengan ketebalan 2mm.
Namun, menurut sumber perdagangan lokal, produsen dalam negeri Vietnam bisa menyediakan HRC dengan ketebalan 2–3mm pada harga yang sama. Karena itu, tidak banyak pembeli yang tertarik pada produk impor tersebut. Salah satu pedagang menilai bahwa para pembeli mungkin hanya bersedia membayar maksimal $500 per ton CFR untuk HRC asal Indonesia.
Kallanish menilai harga HRC grade SAE dengan ketebalan 2–2,7mm berada di level $505 per ton CFR Vietnam, turun $2,5 dibanding minggu sebelumnya.
Sumber: Vietnamese HRC market moves sideways | SEAISI
China to see intensifying steel market volatility in May
Setelah mengalami pergerakan yang relatif tenang selama bulan April, pasar baja Tiongkok diperkirakan akan mengalami fluktuasi yang lebih tajam pada bulan Mei seiring mulai terlihatnya dampak dari berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah di berbagai negara, menurut prediksi Analis Mysteel, Wang Jianhua, dalam proyeksi pasar bulanannya yang terbaru.
Harga baja di Tiongkok anjlok pada awal bulan April dan terus berfluktuasi di sekitar level terendah sejak September tahun lalu. Penilaian Mysteel terhadap rata-rata harga baja nasional mencapai Yuan 3.487 per ton ($478,5 per ton) termasuk PPN 13% selama periode 1-27 April, turun 1,9% dibandingkan rata-rata harga pada bulan Maret.
Wang menjelaskan bahwa pasar baja domestik bulan lalu masih dibayangi oleh pesimisme yang cukup besar akibat tindakan anti dumping dari sejumlah negara terhadap produk baja Tiongkok, serta prospek pasar baja nasional yang dianggap lemah oleh pelaku industri.
Namun, Wang optimistis bahwa sentimen pasar akan membaik di bulan Mei, seiring dengan komitmen pemerintah pusat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik melalui berbagai kebijakan insentif.
Sumber: China to see intensifying steel market volatility in May | SEAISI
Taiwan Feng Hsin’s rebar, scrap prices keep stable
Feng Hsin Steel, produsen rebar terbesar di Taiwan, kembali mempertahankan harga rebar dan harga pembelian scrap lokal untuk transaksi selama periode 28 April hingga 2 Mei, menurut keterangan petinggi perusahaan.
Untuk transaksi hingga Jumat ini, mini-mill Taiwan tersebut menawarkan rebar berdiameter 13mm dengan harga TWD 17.800 per ton ($551 per ton) EXW. Sementara itu, harga pembelian untuk scrap lokal jenis HMS 1&2 80:20 juga tetap di level TWD 8.800 per ton.
Ini merupakan minggu kedua berturut-turut perusahaan tersebut mempertahankan kedua harga, untuk memantau pergerakan pasar, mengingat harga scrap impor yang masuk ke Taiwan menunjukkan tren yang bervariasi, menurut Mysteel Global.
Per 28 April, harga scrap HMS 1&2 asal Amerika Serikat turun untuk minggu keempat berturut-turut, menyentuh level terendah dalam tiga bulan terakhir di angka $295 per ton CFR Taiwan, turun $8 per ton dari minggu sebelumnya akibat lemahnya permintaan. Sementara itu, harga scrap H2 asal Jepang tercatat di $315 per ton CFR Taiwan, stabil setelah mengalami penurunan dalam dua minggu sebelumnya, menurut sumber pasar lokal.
Sumber: Taiwan Feng Hsin's rebar, scrap prices keep stable | SEAISI
Indian prices for hot rolled coils increased in the second half of April
Penawaran dari produsen HRC asal India naik sebesar $10 per ton menjadi $685 per ton FOB pada tanggal 18–25 April, menurut Kallanish. Menurut para pelaku perdagangan, kenaikan ini disebabkan oleh penerapan bea masuk tindakan pengamanan (safeguard duty) sebesar 12% atas impor baja canai pada 21 April. Ketiadaan pasokan yang lebih murah dari kawasan Asia Tenggara memungkinkan produsen lokal untuk dapat menentukan syarat penjualan kepada pembeli HRC.
Selain itu, kenaikan harga juga dipengaruhi oleh penurunan pasokan. Misalnya, pabrik JSW Steel di Dolva mengurangi produksinya sebesar sekitar 40–45% pada bulan April, atau sekitar 120–130 ribu ton per bulan. Sebelumnya, pada bulan Maret, Tata Steel di Jamshedpur juga menghentikan sementara salah satu blast furnacenya selama dua bulan untuk perbaikan, yang berdampak pada hilangnya pasokan sebesar 200–250 ribu ton produk baja canai dari pasar.
Sumber: Indian prices for hot rolled coils increased in the second half of April — News — GMK Center
US prices for hot-rolled coils went down in late April
Penawaran dari produsen hot-rolled coil (HRC) di Amerika Serikat turun dari $975 per ton menjadi $952 per ton EXW pada periode 11–25 April, menurut Kallanish. Harga sebelumnya sempat mencapai puncaknya akibat ketidakpastian yang muncul setelah penerapan tarif impor sebesar 25% terhadap seluruh produk baja yang masuk ke Amerika Serikat.
Sebelumnya, para pedagang mencatat bahwa harga $975 per ton tersebut tidak mencerminkan permintaan riil, sehingga diperkirakan tidak akan bertahan lama. Sebaliknya, permintaan dari pembeli tetap stabil, yang membuat penurunan harga tidak berlangsung drastis.
Sumber: US prices for hot-rolled coils went down in late April — GMK Center
Export collapse, tariffs weigh on US scrap prices
Menjelang perdagangan bulan Mei, tekanan terhadap harga scrap domestik AS terus meningkat. Tekanan ini didorong oleh harga baja jadi yang sudah mencapai puncaknya, runtuhnya pasar ekspor selama bulan April, dan meningkatnya pasokan scrap karena musiman.
Dengan kondisi ekonomi AS yang mulai bereaksi terhadap kebijakan tarif baru, prospek pasar baja menjadi semakin tidak pasti. Ditambah dengan perlambatan musim panas yang semakin dekat, tidak banyak sentimen maupun dukungan fundamental bagi pertumbuhan pasar hot rolled coil (HRC), yang memperburuk tekanan terhadap harga scrap yang sudah terpukul akibat anjloknya pasar ekspor.
Sumber: Export collapse, tariffs weigh on US scrap prices | SEAISI
Policies
Egypt launches hot rolled flats safeguard probe
Kementerian Investasi dan Perdagangan Luar Negeri Mesir (The Egyptian Ministry of Investment and Foreign Trade), melalui Sektor Trade Remediesnya, telah memulai penyelidikan safeguard terhadap impor produk baja canai panas (hot-rolled flat steel), menurut laporan Kallanish.
Produk yang sedang diselidiki termasuk dalam kode kepabeanan Mesir: 7208.10, 7208.25, 7208.26, 7208.27, 7208.36, 7208.37, 7208.38, 7208.39, 7208.40, 7208.51, 7208.52, 7208.53, 7208.54, 7208.90, 7211.14, 7211.19, 7225.30, 7225.40, 7226.91, dan 7226.99.
Langkah ini merupakan respons atas pengaduan resmi dari Al Ezz Dekheila Steel Company dan Al Ezz Flat Steel Company, yang mewakili seluruh produsen baja canai panas domestik di Mesir. Dalam pemberitahuan resmi, disebutkan bahwa kedua perusahaan mengklaim bahwa terjadi lonjakan impor baja yang signifikan sepanjang tahun 2023 hingga 2024 yang telah menyebabkan kerugian serius bagi industri dalam negeri.
Sumber: Egypt launches hot rolled flats safeguard probe | SEAISI
India’s steel ministry to announce incentive package to boost green steel output
Kementerian Baja India sedang menyusun paket insentif untuk mendorong produksi baja ramah lingkungan (green steel) dan mendukung upaya produsen baja lokal dalam mendekarbonisasi operasional mereka, kata Sekretaris Kementerian, Sandeep Poundrik, dalam sebuah pernyataan pada Senin, 28 April.
India, produsen baja terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, sedang merumuskan kebijakan baja ramah lingkungan sebagai bagian dari upaya untuk melakukan dekarbonisasi pengadaan dan produksi material konstruksi utama ini, seiring dengan langkah negara tersebut menuju target emisi nol bersih (net zero) pada tahun 2070, ujarnya.
Poundrik menyatakan bahwa paket insentif tersebut akan segera diumumkan oleh pemerintah.
Sumber: India’s steel ministry to announce incentive package to boost green steel output
UK unveils draft legislation on CBAM
Pada akhir April, Pemerintah Inggris menerbitkan rancangan undang-undang utama mengenai Cross-Border Carbon Adjustment Mechanism (CBAM) untuk dikonsultasikan secara teknis.
Konsultasi ini akan berlangsung hingga 3 Juli, dengan tujuan mengumpulkan masukan dari para pemangku kepentingan guna memastikan bahwa peraturan tersebut disusun secara tepat dan mampu menerapkan kebijakan terkait secara efektif.
“Undang-undang ini akan memastikan bahwa upaya dekarbonisasi Inggris benar-benar mengurangi emisi global, bukan sekadar memindahkan emisi karbon ke luar negeri,” demikian pernyataan resmi pemerintah.
Pemerintah Inggris juga telah merilis kebijakan CBAM yang diperbarui. Dokumen ini memberikan gambaran umum mengenai cakupan dan struktur mekanisme tersebut, guna memberikan kejelasan bagi pelaku usaha yang terdampak.
Pajak karbon ini akan dikenakan atas emisi langsung maupun tidak langsung yang terkandung dalam barang-barang impor yang termasuk dalam cakupan CBAM.
Barang-barang yang akan dikenai CBAM mencakup: aluminium, semen, pupuk, hidrogen, serta produk besi dan baja. Produk spesifik akan diidentifikasi berdasarkan kode komoditas.