Semester I 2021: Impor Baja Naik, Praktik Circumvention Kembali Marak
Sumber: IISIA, Krakatau Steel
Dalam beberapa tahun terakhir (2016-2020) volume impor produk jadi baja (finished steel) dengan pos tarif 72, kelompok produk HRC, CRC/S, Coated Sheet, Wire Rod, Bar dan Section, terus mengalami peningkatan sebelum kemudian turun pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19. Pada tahun 2016 volume impor mencapai 5,9 juta ton yang kemudian terus meningkat hingga 7,2 juta ton pada tahun 2019, sebelum kemudian turun menjadi 4,8 juta ton pada tahun 2020 sebagai dampak pandemi COVID-19 yang telah menghambat arus perdagangan global, termasuk baja. Pergerakan volume impor untuk masing-masing jenis produk di sajikan dalam tabel berikut.
Sumber: BPS, PT Krakatau Steel, diolah
Pada periode waktu yang sama, volume impor untuk produk jadi dari jenis baja paduan juga memiliki kecenderungan yang hampir sama dengan pergerakan volume impor, sebagaimana ditunjukkan pada grafik di atas. Porsi impor baja paduan dibandingkan impor total mengalami peningkatan dari 32% pada tahun 2016 menjadi 45% pada tahun 2018 sebelum turun menjadi 39% dan 30% pada tahun 2019 dan 2020. Porsi volume impor baja paduan ini jauh di atas kebutuhan baja paduan nasional yang diperkirakan hanya sekitar 10%. Hal ini mengindikasikan maraknya praktik perdagangan curang melalui circumvention atau pengalihan HS Code dengan tujuan untuk menghindari bea masuk dan/atau mendapatkan potongan pajak dari Pemerintah Tiongkok. Praktik ini tidak hanya merugikan pelaku industri baja nasional akibat kehilangan pangsa pasar dan turunnya harga, namun juga mengakibatkan kerugian negara dalam bentuk kehilangan pajak.
Setelah mengalami penurunan impor pada tahun 2020, volume impor baja pada semester I 2021 menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan hingga mencapai 16% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Peningkatan tertinggi terjadi pada produk CRC/S dan Coated Sheet yang masing-masing meningkat hingga 42 dan 37%. Praktik circumvention juga kembali marak yang diindikasikan oleh peningkatan volume impor baja paduan sebesar 35% dari 827.000 ton menjadi 1,12 juta ton, dan porsinya juga meningkat dari 32% pada semester I 2019 menjadi 37% pada periode yang sama tahun 2021. Peningkatan kembali volume impor ini dan maraknya impor baja paduan akan mengakibatkan industri baja nasional mengalami kerugian. Utilisasi industri baja nasional diperkirakan akan mengalami penurunan hingga di bawah 50% jika tidak ada upaya perlindungan kebijakan pemerintah melalui penerapan trade remedies. Berbagai negara lain terus melakukan perlindungan industri baja dalam negeri sebagaimana ditunjukkan pada ilustrasi berikut.
***