Sumber: IISIA
Di tengah situasi pandemi COVID-19 yang menyebabkan kelesuan ekonomi, neraca perdagangan produk besi baja Indonesia menunjukkan hasil yang menggembirakan. Analisis data Badan Pusat Statistik (BPS) Januari-April 2020 menunjukkan bahwa pada periode ini neraca perdagangan produk besi baja justru berbalik menjadi positif 106 juta USD dibandingkan neraca pada periode yang sama di tahun 2019, yaitu sebesar negatif 1,47 miliar USD. Kenaikan lebih dari 100% yang luar biasa ini membawa optimisme bahwa tahun 2020 masih memberikan harapan pertumbuhan sektor besi baja di tengah tren perlambatan ekonomi dan ancaman resesi akibat pandemi yang tengah melanda seluruh dunia.
Kenaikan positif neraca perdagangan produk besi baja ini didominasi oleh lonjakan lebih dari 400% ekspor produk ferro alloy menjadi 1,17 miliar USD dan juga peningkatan neraca perdagangan sebesar 4-6% dari produk-produk stainless steel yang selama beberapa tahun terakhir selalu menunjukkan kinerja positif. Sementara itu, kinerja produk-produk baja karbon, termasuk pipa dan baja lapis, juga mengalami peningkatan necara perdagangan bervariasi antara 11-27%. Meskipun masih negatif, namun hal tersebut telah berkontribusi menjadikan neraca perdagangan positif secara keseluruhan.
Perbandingan Neraca Perdagangan Produk Besi Baja Januari - April (juta USD)
IISIA sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan Pemerintah kepada industri baja nasional sehingga neraca perdagangan baja menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan pada kuartal I 2020. Bahkan secara keseluruhan, nilai perdagangan baja ini positif, walaupun di tengah dampak pandemi COVID-19 di mana perdagangan komoditas global mengalami penurunan. Di sisi lain, IISIA mencatat bahwa permintaan baja domestik telah turun drastis hingga lebih dari 50% dibandingkan periode sebelumnya sehingga pada beberapa sektor industri baja telah terjadi penurunan utilisasi kapasitas menjadi hanya 15-30%. Kondisi industri baja yang sangat sulit ini perlu segera diatasi dengan berbagai upaya untuk meningkatkan konsumsi baja dalam negeri serta secara agresif mencegah impor produk baja yang dapat diproduksi produsen baja nasional. Peningkatan kebutuhan baja domestik akan sangat bertumpu pada realisasi proyek-proyek infrastruktur nasional Pemerintah yang diperkirakan akan membutuhkan baja dalam jumlah signifikan. Oleh karena itu, percepatan realisasi proyek infrastruktur nasional ini menjadi faktor penting pendorong pertumbuhan konsumsi baja nasional pada semester II tahun 2020. Upaya penting lainnya adalah melalui pencegahan impor baja lebih lanjut, yang pada kuartal I 2020 telah berhasil turun hingga 13% atau sekitar 778 ribu ton sebagai dampak kebijakan dan dukungan Pemerintah bagi industri baja nasional. Upaya ini perlu dilakukan lebih lanjut dan lebih agresif, mengingat volume impor menjadi sangat penting untuk dapat disubsitusi oleh produsen baja dalam negeri agar dapat menjaga kelangsungan usaha di tengah dampak pandemi COVID-19 yang sangat berat.
***
